Sunday 8 July 2012

0 Pengertian Bank Soal


Secara singkat, bank soal yang biasa dikenal pendidik didefinisikan sebagai kumpulan dari butir butir tes. Namun bank soal tidak hanya mengacu pada sekumpulan soal-soal saja. Bank soal mengacu pada proses pengumpulan soal-soal, pemantauan dan penyimpanannya dengan informasi yang terkait sehingga mempermudah pengambilannya untuk merakit soal-soal (Thorndike, 1982).


Millman (dalam J. Umar, 1999) mendefinisikan bank soal sebagai kumpulan yang relative besar, yang mempermudah dalam memperoleh pertanyaan-pertanyaan penyusun tes. “Mudah” mememiliki pengertian bahwa soal-soal tersebut diberi indeks, terstruktur, dan diberi keterangan sehingga mudah dalam pemilihannya untuk disusun sebagai perangkat tes pada suatu ujian. Senada dengan pengertian-pengertian di atas, Choppin (dalam J. Umar, 1999) memberikan definisi bahwa bank soal merupakan sekumpulan dari butir-butir tes yang diorganisasikan dan dikatalogkan untuk mencapai jumlah tertentu berdasarkan isi dan juga karakteristik butir. Karakteristik butir ini meliputi tingkat kesulitan, reliabilitas, validitas dan lain-lain.
Dari definisi beberapa ahli, sebagian besar mengharuskan penyimpanan bank soal di dalam computer. Dalam pengembangan bank soal kecil, memang mungkin dilakukan tanpa bantuan computer. Tetapi dalam pengembangan bank soal yang besar, tidak mungkin mengembangkan bank soal tanpa bantuan computer. Hal ini disebabkan karena dalam pengembangan bank soal yang besar, ada beberapa tahapan yang tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan computer.

Perlunya Pengembangan Bank Soal
Ide pengembangan bank soal terkait dengan kebutuhan merakit tes lebih mudah, cepat dan efisien. Selain itu juga adanya tuntutan kualitas butir soal yang menyusun tes. Dengan adanya bank soal, kualitas butir-butir soal penyusun tes dapat dijamin kualitasnya. Van der Linden (dalam J. Umar, 1999) menyatakan bahwa pengembangan bank soal merupakan praktek baru dalam pengembangan tes, sebagai hasil dari pengenalan teori respons butir dan kegunaan ekstensif dari pengetahuan computer di masyarakat yang modern. Pada suatu bank soal yang dikembangkan dengan teori respons butir, program tes dapat dibuat lebih fleksibel dan sesuai. Hal ini disebabkan karena karakteristik butir perangkat tes pada teori respons butir tidak tergantung pada karakteristik peserta tes pada saat kaliberasi. Selain itu, kemampuan siswa peserta tes dapat diketahui dan dapat dibandingkan, karena parameter kemampuan dapat diestimasi pada skala yang sama (Jahja Umar, 1999).. Terkait dengan perkembangan ilmu dan teknologi, pengembangan bank soal berdasarkan teori respons butir dapat diset untuk dikembangkan menjadi computerized adaptive
testing (Hambleton, Swaminathan, dan Rogers, 1991). Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya pengembangan bank soal sebagai berikut :
  1. Kebijakan desentralisasi pada program tes nasional dapat dikenalkan tanpa mengorbankan dapat dibandingkannya hasil tes,
  2. Biaya dan waktu yang diperlukan pada kegiatan konstruksi tes dapat direduksi,
  3. Semakin besar jumlah butir soal yang terdapat pada bank soal, permasalahan keamanan menjadi lebih terjamin.
  4. Kualitas program tes dapat ditingkatkan, dengan adanya butir-butir dalam bank soal yang telah diketahui karakteristiknya.
  5. Pendidik dapat mendesain perangkat tes yang akan digunakannya, dengan memanfaatkan butir-butir yang baik dalam bank soal.
  6. Guru dapat mengkonsentrasikan diri pada usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tanpa harus membelanjakan waktu banyak untuk penyusunan perangkat tes (Jahja Umar, 1999).
Choppin (dalam Jahja Umar, 1999) berpendapat bahwa keuntungan dalam pengembangan bank soal dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, Pertama, kategori ekonomi. Dengan adanya system bank soal, memungkinkan adanya penggunaan butir-butir soal yang baik secara berulang. Kedua, dengan adanya bank soal, panjang tes dapat disesuaikan dengan kebutuhannya, yang merupakan kategori fleksibilitas. Ketiga, kategori konsistensi. Dengan adanya bank soal, dapat dikembangkan tes yang parallel, dan hasilnya pun dapat diperbandingkan karena kemampuan peserta tes dapat diketahui dengan skala yang sama. Kategori keempat keamanan. Dengan adanya bank soal, pengembang tes dapat menyusun beberapa tes alternatif untuk menjaga kebocoran soal pada tes yang tujuannya sangat penting.


Pengembangan Bank Soal
Ada beberapa kegiatan penting dalam pengembangan bank soal, yakni penulisan butir soal, validasi dan kaliberasi butir soal, penyimpanan dan pengamanan soal, pengaitannya dengan butir-butir baru dalam bank soal, dan mempertahankan bank soal (Jahja Umar, 1999).
Proses penulisan butir soal merupakan hal yang penting dalam pengembangan bank soal. Penulisan butir soal ini bukan merupakan suatu hal yang mudah. Pada penulisan butir soal, diperlukan rekrutmen dan training bagi penulisnya, yang memerlukan biaya yang besar. Pada pengembangan bank soal , pada penulisan butir soal ini terlebih dahulu dilihat tujuan tes yang akan dikembangkan menggunakan butir dari bank soal. Apakah tes yang akan dikembangkan tersebut untuk seleksi, tes
penalaran, ataukah tes prestasi belajar. Tujuan pengembangan tes perlu diperhatikan mengingat sifat-sifat tes tersebut berbeda-beda. Hal lain yang perlu diperhatikan pada penulisan butir soal untuk pengembangan bank soal  adalah lingkup materi . Dengan memperhatikan lingkup atau cakupan materi yang merupakan bahan tes, diharapkan butir soalnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Butir soal seperti ini yang dapat membedakan peserta tes berdasarkan kemampuan nya. Terkait dengan hal ini, pembuatan kisi-kisi terlebih dahulu akan memudahkan penulisan butir soal. Langkah selanjutnya adalah validasi dan kaliberasi. Pada tahap ini, terlebih dahulu butir-butir soal yang ada disusun menjadi perangkat tes kemudian diujicobakan. Ujicoba disesuaikan dengan peserta tes yang akan merespons perangkat tes. Pada pengembangan bank soal berdasarkan teori tes klasik, peserta ujicoba harus berasal dari berbagai strata siswa secara proporsional. Hal ini disebabkan pada teori tes klasik, karakteristik peserta ujicoba mempengaruhi karakteristik butir soal yang diujicobakan. Jika menggunakan pendekatan teori respons butir, yang perlu diperhatikan adalah jumlah peserta ujicoba, mengingat model parameter berbeda akan memerlukan ukuran peserta ujicoba yang berbeda pula agar karakteristik butirnya stabil (Hambleton dan Swaminathan, 1985).
Validasi merupakan proses menentukan validitas perangkat tes. Validitas ini dapat diketahui dari isi, konstruk, maupun dikorelasikan dengan criteria lainnya. Adapun kaliberasi merupakan proses untuk menentukan karakteristik butir soal. Pada pengembangan bank soal berdasarkan teori tes klasik, diestimasi tingkat kesulitan, daya pembeda dan reliabilitas. Pada teori respons butir diestimasi parameter butirnya. Pada model satu parameter, diestimasi tingkat kesulitannya, estimasi nilai fungsi informasi dan estimasi kesalahan pengukurannya. Pada model dua parameter diestimasi tingkat kesulitan, daya pembedanya, estimasi nilai fungsi informasi dan estimasi kesalahan pengukurannya, sedang pada model tiga parameter diestimasi tingkat kesulitan, daya pembeda, tebakan semu, estimasi nilai fungsi informasi dan estimasi kesalahan pengukurannya. Agar lebih mudah dilakukan, kaliberasi ini dapat dilakukan dengan bantuan computer, dengan program Iteman, Ascal, Rascal, Bigstep, Bilog, Multilog dan lain-lain. Dari hasil kaliberasi, dapat ditentukan butir-butir soal yang baik. Butir soal yang baik ini merupakan bank soal yang terjadi. Penyimpanan dan pengamanan butir soal yang terjadi ini merupakan hal yang penting, yang merupakan langkah lanjut dari kaliberasi.
Langkah selanjutnya adalah mengaitkan butir-butir soal yang ada dengan butir soal yang baru (linking new items). Langkah ini bertujuan agar butir-butir baru yang ditambahkan dalam bank soal terkait dengan butir-butir yang lama berdasarkan kaliberasi yang telah dilakukan. Prosesnya dinamai dengan penyetaraan (equiting), yang bertujuan untuk memastikan kualitas butir soal dan mengestimasi konstanta hubungan dengan perangkat tes yang lama. Untuk mempertahankan keberadaan bank soal, perlu dilakukan ujicoba ulang dan penambahan butir-butir soal yang baru. Sejarah butir soal hendaknya juga dicatat. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin kualitas butir-butir dalam bank soal.
Permasalahan dalam Pengembangan Bank Soal
Ada beberapa permasalahan yang terkait dengan pengembangan bank soal. Berikut ini merupakan permasalahan yang timbul dalam praktek pengembangan bank soal.
1) Pengembangan bank soal merupakan investasi yang sangat mahal.
2) Pengembangan bank soal memerlukan ahli khusus.
3) Konstruksi butir yang memenuhi teori respons butir sangat sulit.
4) Pada butir-butir tes prestasi, tuntutan syarat pada teori respons butir sulit untuk dipenuhi (Jahja Umar, 1999).

Kesimpulan
Terlepas dari pendefinisian bank soal oleh para ahli, pendidik dan pengembang tes dapat memanfaatkan kumpulan butir-butir tes dari bank soal untuk mengevaluasi dengan berbagai tujuan dalam pendidikan. Dengan adanya bank soal, ada jaminan fleksibilitas, efesiensi, kualitas butir perangkat tes, keamanan tes, dan konsistensi pada pelaksanaan tes. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan bank soal  adalah menulis butir tes, melakukan validasi dan kaliberasi, penyimpanan dan pengamanan, mengaitkan butir baru dengan butir dalam bank soal dan pemeliharaan bank soal.

















0 comments:

Post a Comment

 

berbagi cerita dan menuai manfaat Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates